UN Idealnya Tolak Ukur Pemetaan Bukan..
Dewi Masitoh (1,266)
694 10 14-03-2013
0 suka
16-04-2014, 08:49:43
http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/kepala-sekolah-smkn-1-yogyakarta-rustamaji-memantau-ujian-_140414113610-955.jpg Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti mengatakan ujian nasional (UN) telah menjadi berhala karena menjadi tolok ukur berbagai hal terkait dunia pendidikan. "UN telah menjadi multiparameter karena digunakan untuk pemetaan, kelulusan siswa, syarat masuk perguruan tinggi negeri dan menentukan kualitas sekolah," kata Retno Listyarti di Jakarta, Selasa (15/4). Retno mengatakan FSGI bukan menolak pelaksanaan UN sepenuhnya. Apabila UN hanya menjadi tolok ukur kualitas pendidikan di Indonesia, maka FSGI setuju dengan pelaksanaan UN. Namun, apabila UN menjadi tolok ukur berbagai hal terkait pendidikan, maka FSGI menolak pelaksanaannya. "Banyak kecurangan terjadi dalam pelaksanaan UN. FSGI menerima banyak laporan yang bisa diteruskan ke ranah hukum seperti sindikat jual beli kunci jawaban. Banyak bukti kalau mau diungkap. Namun, FSGI tidak mau siswa menjadi korban," tuturnya. Menurut Retno, FSGI memiliki banyak bukti ketidakberesan pelaksanaan UN. Selama tiga tahun membuka posko pengaduan, FSGI menerima permasalahan yang hampir sama, yaitu jual beli kunci jawaban dan tim sukses di sekolah untuk meluluskan seluruh siswa. "Kami bisa mengungkap bukti-bukti dan sekolah mana yang melakukan kecurangan. Namun, kami perlu jaminan siswa tidak akan dikorbankan dengan kelulusannya dibatalkan. Sementara itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tidak mau menjamin," katanya. Retno mengatakan dalam hal ini siswa menjadi korban dari sistem yang ada. Karena itu penyebabnya yang harus dibenahi tanpa mengorbankan siswa. Retno mengatakan UN cukup menjadi tolok ukur pemetaan kualitas pendidikan di Indonesia, sementara kelulusan siswa ditentukan oleh sekolah. Menurut dia, apabila UN hanya menjadi tolok ukur pemetaan, sekolah tidak perlu khawatir dan melakukan berbagai kecurangan supaya siswanya lulus 100 persen. "Justru dengan UN sebagai tolok ukur pemetaan, sekolah bisa dibantu apabila ditemukan kelemahannya. Misalnya, sekolah tertentu lemah pada pelajaran bahasa karena tidak ada laboratorium. Maka pemerintah bisa membantu pengadaan laboratorium," tuturnya. Sumber : republika.co.id

 

Silahkan login untuk meninggalkan balasan.

Pesan

Notifikasi