"Senang Mendapat Teman Baru"
|
Sambil tersipu malu meski tidak bisa menutupi rasa bahagianya, gadis yang bercita-cita menjadi dokter ini menceritakan awal ketertarikannya kepada syair. “Awalnya saya tidak suka, apalagi bisa buat syair kak. Baru di kelas V saja diajari buat syair dan saya mulai tertarik karena syair bahasanya indah,†ujar Puput. Dia mengatakan, guru bahasa Indonesianya memberitahukan jika ada lomba Cipta Syair Tingkat Nasional, dan ia terpilih untuk mewakili sekolah mengikuti lomba tersebut. “Saya kaget mendengarnya tapi berkat dukungan orang tua dan guru, saya bisa mendapatkan juara,†kata Puput. Untuk mendapatkan juara di ajang ini, kata Puput, tidak semudah membalikkan tangan. Ia harus melewati tahapan mulai dari pendaftaran hingga pelatihan di Bogor selama tiga hari. “Peserta lomba cipta syair berjumlah 25 orang dan saya harus menjalani karantina di Bogor selama 3 hari tanpa orang tua dan guru karena mereka berada di berbeda hotel,†kata Puput. Puput mengungkapkan kebahagiaannya karena mendapatkan teman baru yang pandai-pandai dari seluruh Indonesia di acara ini. Ia bisa mendapatkan berbagai pengetahuan. Pada saat perlombaan, seluruh peserta diperintahkan untuk membuat syair. “Saya sempat minder melihat peserta lain lebih pandai, tapi saya selalu ingat pesan ibu jika saya harus percaya diri, berdoa, dan lakukan yang terbaik, itu yang saya lakukan saat membuat syair,†ujarnya. Diakhir wawancara, ia berharap kepada pemerintah supaya sering mengadakan perlombaan-perlombaan seperti ini agar kreativitas anak terasah dan dunia syair di Indonesia lebih dikenal di Internasional. Sumber : kemdikbud.go.id |
