Lapangan pekerjaan seharusnya terbuka bagi siapa saja termasuk para penyandang disabilitas, karena mereka juga mampu berkarya. Penyandang disabilitas tidak bisa dipandang sebelah mata dan Ratnawati sang pendiri Precious One membuktikannya. Precious One adalah rumah produksi kerajinan tangan yang mempekerjakan penyandang disabilitas. Berawal dari sebuah nazar, Ratna tak mengira bahwa Precious One akan tercipta dari tangannya. Merintis sejak 14 tahun lalu bersama seorang teman penyandang tunarungu, kabar tentang Precious One menyebar dari mulut ke mulut. Akhirnya Ratna memutuskan untuk membangun Precious One lebih serius dan membantu mengurangi angka pengangguran bagi penyandang disabilitas.
Ratna berharap dengan hadirnya Precious One, stigma buruk masyarakat tentang orang-orang penyandang disabilitas dapat berubah. Pekerja Precious One sebagian besarnya adalah penyandang tunarungu, tetapi ada pula yang tunadaksa. Salah satu pengguna jasa Precious One adalah Parongpong Recycle Center saat mengadakan program The Trash Bag Project. Program tersebut diadakan sebagai bentuk kampanye untuk mengolah sampah spanduk, khususnya alat peraga kampanye (APK), menjadi barang yang lebih bermanfaat. Program itu berhasil mengumpulkan ratusan spanduk, menandakan bahwa antusiasme masyarakat untuk menjaga lingkungan sangat besar. Untuk menjadi trashbag spanduk tersebut dijahit terlebih dahulu oleh tangan-tangan terampil para penyandang disabilitas di Precious One. Gadis Zahra sebagai salah satu pendiri Parongpong sangat berterima kasih sekaligus kagum dengan Precious One. Berkarya memang tak memandang kekurangan bukan?
Sumber : www.goodnewsfromindonesia.id |