Jakarta, CNN Indonesia -- Tak ada cara mudah untuk mengasuh anak. Tak ada pula satu cara yang 'benar' untuk menjadi orang tua. Namun, apa pun itu, pola asuh akan berpengaruh pada karakter anak di masa depan. Sejumlah psikolog anak telah lama meneliti tentang bagaimana pola asuh orang tua memengaruhi perkembangan anak. Para peneliti berpendapat bahwa ada hubungan antara pola asuh dan perilaku anak di kemudian hari. Salah satu teori yang paling banyak digunakan ditemukan oleh psikolog Diana Baumrind. Selama awal 1960-an, Baumrind melakukan penelitian pada lebih dari 100 anak. Dari penelitian ini, Baumrind menemukan tiga jenis pola asuh anak. Baumrind menyarankan agar orang tua menggunakan salah satu dari tiga pola asuh yang berbeda ini. Penelitian lebih lanjut dilakukan oleh Eleanor Maccoby dan John. Dua psikolog ini menambahkan satu pola asuh terakhir dari tiga yang ditemukan Baumrind terlebih dahulu. 1. Orang Tua Otoriter Dalam penelitiannya, Baumrind menemukan, anak yang diberikan dengan orang tua otoriter akan menjadi pribadi yang selalu patuh dan cakap. Namun sayang, meski cakap, anak cenderung menjadi pribadi yang tidak bahagia, tak memiliki kemampuan sosial, dan memiliki harga diri yang rendah. 2. Orang Tua Demokratis Demokratis menjadi pola asuh yang tegas tanpa harus membatasi anak Baumrind mencatat, kebanyakan orang tua dengan pola asuh ini berharap agar anak dapat bersikap tegas di kemudian hari, memiliki tanggung jawab sosial, dan mandiri. Gaya pengasuhan ini, tulis Baumrind, dapat mencetak pribadi yang bahagia serta gigih mencapai sukses di masa depan. 3. Orang Tua Permisif Sayang, pola asuh ini kerap mencetak pribadi yang tak mandiri. Mereka cenderung mengalami masalah yang berkaitan dengan kekuasaan dan berkinerja buruk di lingkungan sosialnya. 4. Orang Tua Lalai Meski kebutuhan dasar anak terpenuhi, namun umumnya mereka terlepas jauh dari kehidupan si buah hati. Mereka hanya memastikan bahwa anak mendapatkan asupan makan dan minum yang tepat, pulang ke rumah dengan aman, dan hal-hal mendasar lainnya. Sementara hal-hal yang bersifat dukungan emosional disebut nihil. Dengan pola asuh seperti ini, anak cenderung tak memiliki kontrol diri di kemudian hari. Pola asuh ini juga mencetak pribadi dengan harga diri dan kompetensi yang rendah. Sumber : https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20191021200141-284-441607/4-jenis-pola-asuh-dan-dampaknya-pada-anak |