Saat ini pembelajaran kolaboratif merupakan salah satu metode pembelajaran yang cukup populer diterapkan di sekolah maupun perguruan tinggi. Metode ini memungkinkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar. Jadi, dalam suatu kelas, guru tidak terus menerus mengajar dan menjelaskan selama dua jam penuh. Beberapa manfaat dari metode pembelajaran kolaboratif ini adalah siswa menjadi lebih percaya diri, berani mengemukakan pendapatnya, dan mampu bekerja sama dengan teman-temannya. Mereka juga menjadi lebih mandiri saat belajar, tidak selalu ‘disuapi’ oleh para guru. Berikut ini adalah aktivitas-aktivitas yang dapat membangun keaktifan siswa dalam berpartisipasi dan berkolaborasi di dalam kelas. Yuk, simak. Diskusi dengan teknik fishbowl Bagaimana aturan mainnya? Pertama-tama, siswa dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok diskusi dan kelompok pengamat. Kelompok diskusi akan duduk pada lapisan dalam sebuah lingkaran sedangkan kelompok pengamat berada di lapisan luar. Setelah itu, guru memberikan topik untuk didiskusikan oleh kelompok diskusi. Di saat yang sama, kelompok pengamat harus mengamati jalannya diskusi. Mereka juga boleh mencatat hal-hal yang penting. Nantinya, kelompok pengamat juga akan diberikan waktu untuk berpendapat. Saat diskusi pertama selesai, siswa berganti peran. Mereka yang sebelumnya ada di kelompok diskusi kini akan menjadi kelompok pengamat dan sebaliknya. Kemudian, diskusi kedua dimulai. Bermain Dalam permainan ini, seorang guru akan membutuhkan beberapa balon. Siswa berdiri membentuk sebuah lingkaran sambil bergenggaman tangan. Kemudian, guru akan melempar balon-balonnya. Tugas siswa adalah melempar kembali balon tersebut sebelum jatuh ke tanah. Namun, mereka harus tetap berpegangan tangan. Siswa dapat melempar balonnya menggunakan tangan, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali kaki. Melalui permainan ini, siswa dilatih untuk berkomunikasi dan bekerja sama. Permainan lainnya adalah minefield. Dalam permainan ini, seorang siswa akan ditutup matanya dan harus berjalan menuju suatu tempat. Teman-temannya dalam satu tim harus mengarahkannya sampai misi berhasil dicapai. Pada permainan ini, siswa akan berlatih kolaborasi secara efektif. Brainwriting Brainwriting memungkinkan siswa untuk menuliskan idenya terlebih dahulu sebelum mulai berdiskusi. Ide tersebut dituliskan dalam post-it dan tidak diberi nama. Semua ide akan ditempel pada papan atau dinding agar dapat dilihat oleh seluruh siswa. Setelah itu barulah siswa diminta untuk mendiskusikan seluruh ide yang ada. Bahkan, dengan brainwriting, siswa bisa mengombinasikan dua ide berbeda menjadi ide baru yang lebih baik. Bercerita dengan metode Zoom Selanjutnya, cerita akan dilanjutkan oleh siswa berikutnya. Begitu seterusnya. Melalui kegiatan ini, siswa dapat bebas berimajinasi dan secara tidak langsung berkolaborasi dengan teman-temannya untuk membangun sebuah cerita yang utuh dan logis. Melakukan proyek berkelompok Setiap kelompok akan mendapat dua buah gunting, dua lembar kertas, sepuluh penjepit kertas, dan selotip. Instruksikan siswa untuk membangun menara setinggi-tingginya dengan alat tersebut. Batasi waktu kerja mereka dalam 20 menit. Aktivitas ini akan mengajarkan siswa untuk berpikir secara matang sebelum mengeksekusi suatu tugas. Mereka akan berpikir dan mengeksekusi pembangunan menara secara bersama-sama. Dengan demikian, mereka berlatih untuk menjadi pribadi yang kolaboratif. Itu dia lima kegiatan yang dapat menjadikan siswa mau berkolaborasi di dalam kelas. Aktivitas tersebut memang sengaja dibuat tidak terlalu akademik dengan harapan nantinya sifat kolaboratif akan tertanam di jiwa setiap siswa. Tidak apa-apa, kan, sejenak melakukan aktvitas menyenangkan di sela-sela belajar Matematika atau pelajaran lainnya? Yuk, coba terapkan kegiatan-kegiatan tersebut di kelas Anda. Artikel ini dikutip dari artikel yang terbit di https://blog.ruangguru.com/mengaplikasikan-metode-pembelajaran-kolaboratif-pada-siswa |