Berita hoax tak hanya menyasar orang dewasa yang menggemari politik saja. Namun juga mengincar anak-anak. Ajari ia bijak bermedia sejak dini. Saat ini, ada banyak berita hoax, tulisan dengan judul bombastis, satire, dan informasi yang membuat orang-orang panik. Jika ada banyak orang tua yang tersesat dengan berita hoax, bagaimana dengan anak-anak? Mengajarkan anak-anak daya kritis sangat penting agar ia lebih bijak mengonsumsi informasi. Selain baik untuk anak, hal ini juga baik untuk mengingatkan orang tua agar tidak mudah menelan informasi mentah-mentah. Sayangnya, melatih anak untuk dapat mencerna informasi yang sehat tidak mudah. Bahkan, orang dewasa pun masih rentan mempercayai berita hoax. Memberikan pertanyaan akan melatih kekritisan anak. Selain itu, ada metode khusus yang dapat diterapkan agar anak dapat belajar kritis dalam bermedia. Berikut cara mengajari anak untuk kritis dalam menggunakan sosial media. 1. Ajukan pertanyaan kritis padanya Siapa yang membuat berita ini? 2. Periksa sumber berita 3. Mengetahui kualitas berita Periksa bagian “Tentang Kami” pada bagian situs. Cari tahu siapa mendukung situs atau yang terkait dengan itu. Jika informasi ini tidak ada dan jika situs mengharuskan mereka untuk mendaftar sebelum dapat mempelajari apa-apa tentang para pendukungnya, maka anak harus bertanya-tanya mengapa mereka tidak transparan. 4. Cek ulang berita Pertimbangkan apakah media utama lainnya melaporkan berita yang sama. Jika mereka tidak, itu tidak berarti itu tidak benar, tapi itu tidak berarti Anda harus menggali lebih dalam. 5. Ajari kepekaan emosi Bahkan, metode ini bisa juga diajarkan dari orang tua kepada anak dalam komunikasi verbal agar anak tak menelan mentah-mentah gosip dari teman yang ia dengar. Jadi tahap ini tak hanya berlaku soal berita di media. Menjalankan tahap itu memang tak mudah. Hal ini juga hanya bisa diterapkan pada anak yang benar-benar sudah menjadikan internet sebagai sumber informasinya. Misalnya, anak usia 9 tahun sampai remaja. Mengajarkan anak berpikir kritis dalam bermedia agar dapat mendeteksi berita hoax pada anak juga dapat menjadi pengingat bagi orang tua. Sekalipun sudah berhati-hati, kadang kita pun masih termakan oleh berita palsu, apalagi yang berhubungan dengan isu kesehatan maupun politik. Semoga dengan ini kita lebih hati-hati dalam bermedia ya Artikel ini dikutip melalui artikel yang telah terbit di https://id.theasianparent.com/mengajarkan-anak-mengenali-berita-hoax |