Koalisi Pendidikan: Perawan atau Tidak Perawan Berhak Sekolah!
82 2 22-04-2013
2 suka
22-08-2013, 16:39:18
Koordinator Koalisi Pendidikan Lody Paat mengatakan, semua warga negara berhak memperoleh pendidikan tanpa diskriminasi. Wacana tes keperawanan bagi siswi yang dilontarkan Dinas Pendidikan Prabumulih, Sulawesi Selatan, dinilainya telah mencederai fungsi lembaga pendidikan sebagai tempat belajar.

"Siapa pun itu, mau perawan atau tidak perawan, cacat atau tidak cacat, mayoritas atau minoritas. Semua punya hak untuk mendapatkan pendidikan," kata Lody, di Jakarta, Rabu (21/8/2013).

Ia mengatakan, para pejabat memiliki cara berpikir yang keliru dalam memandang sekolah. Cara berpikir yang keliru tersebut, kata dia, bahwa orang yang masuk sekolah harus suci, sempurna, dan tak berdosa. Hal ini dianggapnya bertentangan dengan fungsi ideal sekolah.

"Sekolah itu tempat orang belajar. Tempat orang yang belum tahu, belum sempurna," ujarnya.

Merujuk pada konsep pendidikan berbasis hak, Lody mengatakan, salah satu prinsip pendidikan adalah aksesabilitas. Menurutnya, aksesabilitas tersebut harus dibuka seluas mungkin tanpa diskriminasi. Tes keperawanan tersebut membatasi akses bagi perempuan. Menurut Lody, persoalan keperawanan tidak hanya menyangkut perempuan, tetapi juga laki-laki.

"Perempuannya dibatasi aksesnya, kok laki-lakinya enggak?" katanya.

Dalam kesempatan yang sama, aktivis perempuan Tunggal Prawatri mempertanyakan tujuan dari tes keperawanan di dunia pendidikan. Menurutnya, kegiatan tersebut tidak berguna dan hanya akan menghabiskan anggaran.

"Anggaran pendidikan kan tujuannya meningkatkan mutu pendidikan. Apa gunanya tes ini? Malah mendiskriminasi perempuan," kata Tunggal.

Seperti diberitakan, Dinas Pendidikan Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, merencanakan tes keperawanan kepada para siswi SMA di Prabumulih. Tes tersebut sebagai respons terhadap maraknya kasus siswi sekolah yang berbuat mesum, bahkan diduga melakukan praktik prostitusi.

"Kami tengah merencanakan ada tes keperawanan untuk siswi SMA sederajat. Dana tes itu kami ajukan untuk APBD 2014," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Prabumulih HM Rasyid, Senin (19/8/2013).


(Sumber : kompas.com)
Sonny XL (1,216)
22-08-2013 20:05:30
Saya tergelitik membaca berita ini dan berikut opini saya.

Cara berpikir dan pemilihan jalan keluar yang kurang bijak menurut saya jika ada ketetapan syarat tersebut untuk menentukan seseorang boleh atau tidak boleh mengenyam jenjang pendidikan tertentu.

Kalau saja sampai ada kejadian dimana sesuai issue yang diangkat bahwa banyak siswa sekolah yang berbuat mesum, saya pikir yang salah bukan siswanya, tapi sistem penerapan nilai yang sejak dini harus di tanam kepada para siswa yang perlu di benahi. Saya tidak mengatakan bahwa sistem yang ada sekarang buruk, tapi sudah sepantasnya sebuah sistem perlu berkembang mengikuti perkembangan situasi di lapangan.

Jadi intinya siswa sejak dini perlu ditanamkan budaya malu, budaya tau diri, budaya untuk menghargai diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar. Agar ketika sudah menginjak usia tertentu, nilai yang tertanam tersebut akan menjadi benteng moral dan menjadi pertahanan akhir yang paling kuat.

Bagaimana opini anda para siswa dan guru?
22-08-2013 20:52:23
Saya setuju tuh dengan pendapat Mas Sonny.
Pendapat saya, yang harus dibenahi bukan hanya sistemnya saja, tetapi pola pikir para siswa per-individu masing-masing. Kita disekolah hanya dituntut untuk belajar dan itu kewajiban kita para siswa. Jika tes ini dilakukan, bagi mereka (siswi) yang sudah ketahuan tidak perawan lagi, pasti akan membuat mereka dikucilkan dari masyarakat luas serta hal-hal lainnyya yang akan merugikan mereka. Yah , pastinya mereka mengerti balasan yang setimpal dari perbuatan mereka, MALU itu sudah pasti.

Tentunya saya tidak setuju dengan tes yang diusulkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Prabumulih HM Rasyid. Jadi perawan atau tidak perawan , muda atau tua harus tetap belajar.
Bagusnya tes ini dilakukan untuk memilih calon istri saja. Hahahah , hanya bercanda.
Maaf kalau pendapat saya kurang jelas. :)
Sonny XL (1,216)
22-08-2013 21:48:09
Yups, bener mas Rival. Jika di terapkan, bukan menyelesaikan masalah, tapi bisa jadi menimbulkan akan timbul masalah baru.

Apa ada tanggapan dari para siswi terkait hal ini? Pada mau ndak tu kalian di tes virginitas? Kl keberatan alasannya apa? Diskusi bareng yuks..
22-08-2013 22:20:15
Hahaha , indonesia udah penuh masalah, udah jadi benang kusut. Sekarang malah mau nambah-nambah lagi, masalah-masalah korupsi aja belum kelar, mau nambah masalah pendidikan. Kapan seleasainya ?

Saya sih tidak tahu tentang mau tidaknya para siswi dites, kalau pendapat saya, tentunya saya tidak mau, karena hanya membuat masalah yang berlarut-larut yang membuat pendidikan indonesia makin tidak jelas. Ditambah lagi masalah pribadi diumbar-umbar kedepan umum, alhamdullilah sih kalau masih perawan, kalau sudah tidak perawan, MALU-nya itu yang akan berakibat kediri sendiri dan keluarga.
Luna (20)
23-08-2013 08:38:01
Saya pribadipun tidak setuju dengan ada nya ide ini. Pendidikan sudah menjadi hak setiap manusia, bahkan ini pun sudah di atur dalam UUD 1945 yaitu pada:
Pasal 28 C
1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. **).
2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.**)
Belum lagi anggaran yang harus dikeluarkan untuk kegiatan ini, pastilah tidak sedikit.
Kalau perempuan harus mengikuti tes seperti ini, bagaimana dengan laki-laki ???
  • 1

 

Reply

Silahkan login untuk meninggalkan balasan.

Pesan

Notifikasi