Siswa di Bantul Tak Boleh Bawa Ponsel ke Sekolah
Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal (Dikmenof) Kabupaten Bantul bakal menertibkan penggunaan handphone bagi siswa di sekolah.
Kebijakan tersebut diambil menindaklanjuti berbagai kasus yang melibatkan siswa di antaranya kasus seorang siswi yang melahirkan di luar nikah beberapa waktu lalu.
Hal itu menurut Dikmenof penyebab utamanya adalah penyalahgunaan perangkat elektronik yang mampu mengakses situs pornografi tanpa batas. Sehingga membuat para remaja yang masih labil, mudah terpengaruh dengan hal-hal negatif.
Kepala Dikmenof Bantul, Masharun Ghazali usai menghadiri rapat koordinasi dengan Komisi D DPRD Bantul, Selasa (26/11/2013) mengatakan, pihaknya bakal intensif melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke berbagai sekolah.
“Untuk ponsel, kita tidak melarang tapi mengimbau agar siswa tidak membawanya ke sekolah,†katanya.
Masharun mengatakan, sejauh ini sebenarnya sudah ada antisipasi mulai tingkat SMP hingga SMA sederajat terkait penggunaan gadget untuk keperluan komunikasi.
Namun ke depan, pihaknya menginstruksikan pada semua sekolah untuk mengaktifkan komunikasi ke luar terutama yang berkaitan dengan siswa melalui telepon sekolah.
“Karena manfaat dan bahayanya lebih banyak bahayanya. Sekolah harus mengadakan pengadaan telepon umum, kalaulah harus membawa (HP)harus dititipkan,†ungkapnya.
Kabid Pendidikan Menengah dan Kejuruan (Dikmenjur) Bantul, Sukarjo menambahkan, sebenarnya terkait kebijakan membawa HP ke sekolah sudah diterapkan sejak tiga tahun ini.
Namun memang perlu ada penegasan kembali. Sekolah harus melarang siswa menggunakan HP pada jam pelajaran, yakni pukul 07.00 hingga 13.30 wib.
“Kalau orangtua mau menghubungi kan bisa lewat telepon sekolah dulu,†katanya.
Sumber : www.jogja.co
Kunjungi www.kamadeva.com
SISKO (Sistem Manajemen Informasi Sekolah) menyediakan layanan sms gateway. Dimana orangtua siswa bisa memperoleh informasi tentang anaknya melalui sms gateway di sekolah. |
