Buku Siswa PPKn Kelas VII, K.13
2 0 20-07-2013
1 suka
06-03-2014, 10:41:46
Hak Cipta © 2013 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Dilindungi Undang-Undang

MILIK NEGARA
TIDAK DIPERDAGANGKAN


Disklaimer: Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku siswa ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan Kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.

Katalog Dalam Terbitan (KDT)


Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. -- Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan , 2013.
viii, 136 hlm. : ilus. ; 29,7 cm

Untuk SMP/MTs Kelas VII
ISBN 978-602-1530-70-2 (jilid lengkap) ISBN 978-602-1530-71-9 (jilid 1)


1. Pendidikan Kewarganegaraan — Studi dan Pengajaran I. Judul
II. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



370.11P




Kontributor Naskah : Lukman Surya Saputra dan Wahyu Nugroho. Penelaah : Rustopo dan Muchson AR.
Penyelia Penerbitan : Politeknik Negeri Media Kreatif, Jakarta.























Cetakan Ke-1, 2013
Disusun dengan huruf Georgia, 11 pt

Kata Pengantar



Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh. Proses pencapaiannya melalui pembelajaran sejumlah mata pelajaran yang dirangkai sebagai suatu kesatuan yang saling mendukung pencapaian kompetensi tersebut. Apabila pada jenjang SD/MI semua mata pelajaran digabung menjadi satu dan disajikan dalam bentuk tema-tema, pada jenjang SMP/MTs pembelajaran sudah mulai dipisah-pisah menjadi mata pelajaran.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan untuk jenjang SMP/MTs, yang dirancang untuk menghasilkan siswa yang memiliki keimanan dan akhlak mulia sebagaimana diarahkan oleh falsafah hidup bangsa Indonesia yaitu Pancasila sehingga dapat berperan sebagai warga negara yang efektif dan bertanggung jawab. Pembahasannya secara utuh mencakup empat pilar kebangsaan yang terkait satu sama lain, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dirancang berbasis aktivitas terkait dengan sejumlah tema kewarganegaraan yang diharapkan dapat mendorong siswa menjadi warga negara yang baik melalui kepeduliannya terhadap permasalahan dan tantangan yang dihadapi masyarakat sekitarnya. Kepedulian tersebut ditunjukkan dalam bentuk partisipasi aktif dalam pengembangan komunitas yang terkait dengan dirinya. Kompetensi yang dihasilkan bukan lagi terbatas pada kajian pengetahuan dan keterampilan penyajian hasil kajiannya dalam bentuk karya tulis, tetapi lebih ditekankan kepada pembentukan sikap dan tindakan nyata yang harus mampu dilakukan oleh tiap siswa. Dengan demikian akan terbentuk sikap yang cinta dan bangga sebagai bangsa Indonesia.

Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam Kurikulum 2013, siswa diajak menjadi berani untuk mencari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru dalam meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dengan ketersediaan kegiatan pada buku ini sangat penting. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam berbagai bentuk kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam.

Sebagai edisi pertama, buku ini sangat terbuka dan perlu terus dilakukan perbaikan untuk penyempurnaan. Oleh karena itu, kami mengundang para pembaca memberikan kritik, saran dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada edisi berikutnya. Atas kontribusi tersebut, kami mengucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia Merdeka (2045).


Jakarta, Mei 2013

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan




Mohammad Nuh

Daftar Isi




Kata Pengantar.................................................................................................................... iii Daftar Isi ............................................................................................................................... iv Daftar Gambar .................................................................................................................... vi

Bab I Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ................................... 1

A. Makna Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ..................................... 2

B. Akhlak Mulia dalam Kehidupan Sehari-hari ................................................................. 8


Bab II Berkomitmen terhadap Pancasila sebagai Dasar Negara .............................. 17

A. Sejarah dan Komitmen Pendiri Negara dalam Perumusan Pancasila ....................... 18

B. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara
dalam Perumusan Pancasila ....................................................................................... 23


Bab III Menumbuhkan Kesadaran Berkonstitusi ......................................................... 33

A. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ............................. 34

B. Isi Alinea Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ....................... 41


Bab IV Menumbuhkan Kesadaran dan Keterikatan terhadap Norma ...................... 50

A. Norma dalam Kehidupan Bermasyarakat ................................................................... 51

B. Perilaku sesuai dengan Norma .................................................................................... 60


Bab V Memaknai Nilai Kesejarahan Negara Kesatuan Republik Indonesia ............ 67

A. Nilai Sejarah Negara Kesatuan Republik Indonesia ................................................... 68

B. Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia ........................................... 77


Bab VI Pentingnya Daerah dalam Bingkai NKRI .......................................................... 85

A. Karakteristik Daerah Tempat Tinggal dalam Kerangka NKRI .................................... 86

B. Arti Penting Daerah Tempat Tinggal dalam Kerangka NKRI ..................................... 90









Bab VII Memelihara Semangat Persatuan Indonesia .................................................. 94

A. Makna Semangat Persatuan dan Kesatuan ............................................................... 95

B. Perilaku Menjunjung Persatuan dan Kesatuan ........................................................... 102


Bab VIII Bertoleransi dalam Keberagaman .................................................................... 110

A. Keberagaman dalam Realita Kehidupan (Suku, Agama, Ras, Sosial-Budaya, Jenis
Kelamin) di Indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika ..................................... 111

B. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Suku, Agama, Ras, Budaya,
dan Jenis kelamin dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika ........................................... 120


Glosarium ............................................................................................................................ 131

Daftar Pustaka .................................................................................................................... 135

Daftar Gambar
Gambar 1.1 Umat Beragama sedang Melaksanakan Ibadah menurut Agama
dan Kepercayaan Masing-Masing .................................................................... 1

Gambar 1.2 Pemandangan Alam Indonesia......................................................................... 4

Gambar 1.3 Perilaku Menghormati Orang yang Berbeda Agama. .................................... 5

Gambar 1.4 Siswa Menyalami Gurunya ............................................................................... 8

Gambar 1.5 Siswa Merawat Tanaman .................................................................................. 8

Gambar 1.6 Siswa sedang Mengheningkan Cipta................................................................ 9

Gambar 1.7 Siswa sedang Membantu Orang Tua .............................................................. 10

Gambar 1.8 Siswa sedang Membersihkan Lingkungan Sekolah ....................................... 11

Gambar 1.9 Kepedulian Siswa terhadap Lingkungan Masyarakat .................................... 11

Gambar 2.1 Upacara Bendera .............................................................................................. 17

Gambar 2.2 Peristiwa Insiden Bendera Tahun 1945 di Surabaya ..................................... 18

Gambar 2.3 Rakyat Terlatih yang Siap Melawan Penjajah ................................................ 19

Gambar 2.4 Sidang BPUPKI ................................................................................................. 20

Gambar 2.5 Mr. Mohammad Yamin .................................................................................... 21

Gambar 2.6 Mr. Soepomo ..................................................................................................... 22

Gambar 2.7 Ir. Soekarno ....................................................................................................... 23

Gambar 2.8 Garuda Pancasila dan Sila-Sila Pancasila ....................................................... 24

Gambar 2.9 Contoh Produk Lokal: Bandrek Merk Kabita Produksi Bu Yanti ................. 31

Gambar 3.1 Gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat Beserta Produknya

dan Gedung Mahkamah Konstitusi ................................................................ 33

Gambar 3.2 Panitia Sembilan BPUPKI ............................................................................... 34

Gambar 3.3 Denah Tempat Duduk Sidang BPUPKI .......................................................... 35

Gambar 3.4 Sidang PPKI ...................................................................................................... 37

Gambar 3.5 dr. K. R. T. Radjiman Wedyodiningrat ........................................................... 39

Gambar 3.6 Bentuk perjuangan pelajar di masa kemerdekaan diwujudkan dengan belajar sungguh-sungguh seperti dicontohkan salah satunya oleh Mantan Presiden RI Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie .......................................................... 39
Gambar 3.7 Buku UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ..................................... 41

Gambar 3.8 Suasana Sidang di Gedung PBB ....................................................................... 42

Gambar 3.9 Kemerdekaan Memberi Kesempatan kepada Anak Bangsa

untuk Berprestasi ............................................................................................. 43

Gambar 3.10 Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Uang Kertas Rp5.000,00 ............. 43

Gambar 4.1 Siswa Menyeberang Jalan Menggunakan Zebra Cross ................................. 50

Gambar 4.2 Kemacetan Lalu Lintas ..................................................................................... 51

Gambar 4.3 Masyarakat yang sedang Melakukan Kegiatan Musyawarah

untuk Menentukan Suatu Peraturan .............................................................. 51



Gambar 4.4 Perilaku Keramahan.......................................................................................... 53

Gambar 4.5 Orang yang sedang Membajak Sawah ............................................................ 54

Gambar 4.6 Gedung Markas Besar POLRI, Gedung Kejaksaan Agung,

Gedung Mahkamah Agung .............................................................................. 55

Gambar 4.7 Bermain Merupakan Interaksi Sosial Seorang Anak ..................................... 58

Gambar 4.8 Masyarakat Adat Badui tetap Memegang Tradisi yang Merupakan

Nilai Kearifan Lokal .......................................................................................... 60

Gambar 5.1 Peta Indonesia .................................................................................................. 67

Gambar 5.2 Tugu-Tugu Perjuangan di Berbagai Daerah Bukti

Perjuangan di Berbagai Daerah ................................................................................. 68

Gambar 5.3 Pembacaan Proklamasi oleh Ir. Soekarno ...................................................... 70

Gambar 5.4 Naskah Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan

Republik Indonesia .......................................................................................... 71

Gambar 5.5 Bung Tomo, Pejuang Nasional dalam Perang Kemerdekaan ....................... 73

Gambar 5.6 Pengibaran Sang Saka Merah Putih pada Saat Proklamasi Kemerdekaan... 74

Gambar 5.7 Peta Indonesia .................................................................................................. 75

Gambar 5.8 Presiden sebagai Panglima Tertinggi Memimpin Tetap Utuhnya NKRI ..... 77

Gambar 5.9 Tentara PETA ................................................................................................... 77

Gambar 6.1 Tugu Selamat Datang di Kabupaten Demak .................................................. 85

Gambar 6.2 Menjadi Nelayan merupakan Salah Satu Bentuk Pekerjaan

di Berbagai Wilayah di Indonesia ................................................................... 88

Gambar 7.1 Kegiatan Siswa yang Mendorong Semangat

Pesatuan dan Kesatuan ..................................................................................... 94

Gambar 7.2 Suporter Tim Nasional Sepak Bola ................................................................. 96

Gambar 7.3 Tari Topeng ....................................................................................................... 96

Gambar 7.4 Presiden SBY sedang Melakukan Perjanjian Kerja Sama ............................. 97

Gambar 7.5 Musyawarah Keluarga ...................................................................................... 102

Gambar 7.6 Chairil Anwar .................................................................................................... 104

Gambar 7.7 Mak Eroh, Pejuang Lingkungan dari Tasikmalaya ........................................ 107

Gambar 8.1 Senyum Ceria Anak Indonesia dalam Keberagaman .................................... 110

Gambar 8.2 Pemandangan Bawah Laut .............................................................................. 111

Gambar 8.3 Suku Dayak, Kalimantan ................................................................................. 112

Gambar 8.4 Lompat Batu Suku Nias ................................................................................... 112

Gambar 8.5 Suku Bangsa di Indonesia ................................................................................ 114

Gambar 8.6 Tari Daerah ....................................................................................................... 115

Gambar 8.7 Burung Kakaktua .............................................................................................. 116

Gambar 8.8 Burung Garuda ................................................................................................. 119



Bab I

Beriman dan Bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa




Ayo kita beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa menurut agama dan kepercayaan masing-masing!



Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 1.1 Umat Beragama sedang Melaksanakan Ibadah menurut Agama dan Kepercayaan Masing-Masing


Selamat, ya! Kamu sekarang duduk di bangku SMP/MTs. Kamu hendaknya bersyukur dapat melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Sebagai wujud rasa syukur, kamu dapat meningkatkannya dengan lebih rajin belajar dan senantiasa taat menjalankan perintah Tuhan Yang Maha Esa.

Perhatikan Gambar 1.1. Dari gambar tersebut, apa yang kamu lihat? Tentu kamu dapat melihat aktivitas umat beragama yang sedang melaksanakan ibadah sesuai dengan ajaran agama dan kepercayaan masing- masing. Salah satu perilaku menjalankan perintah Tuhan Yang Maha Esa diwujudkan dengan melaksanakan ibadah. Kemauan dan kemampuan untuk menjalankan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa hanya dapat terwujud apabila kamu betul-betul memiliki keimanan dan ketakwaan kepada Sang Maha Pencipta.

Pada bab ini, kamu akan belajar tentang arti penting beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kamu diharapkan mampu menunjukkan perilaku yang mencerminkan sikap beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia di lingkungan sekolah dan masyarakat.

A. Makna Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa


Sebelum kamu mempelajari makna iman dan takwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, kajilah cerita berikut.


Penanaman Nilai I


Pagi telah datang, Andi bangun dan mulai mempersiapkan diri untuk berangkat sekolah. Dengan suka cita, Andi menyambut hari pertama masuk sekolah. Setelah meminta doa dan mencium tangan orang tuanya, Andi berangkat ke sekolah. Sambil berjalan riang dan sedikit bercanda dengan tiga orang temannya, Andi menyusuri jalan menuju sekolah yang selama ini diinginkannya.
Di tengah perjalanan, Andi melihat seorang ibu yang akan menyeberang jalan. Dengan sigap, ia membantu ibu tersebut. Perjalanan ke sekolah pun dilanjutkan. Setelah beberapa meter berjalan, Andi menemukan sebuah dompet berisi uang.
Ketika ada salah seorang teman yang ingin untuk memilikinya, Andi berkata, “Tuhan melihat apa pun yang kita kerjakan. Ayo kita kembalikan uang ini, mungkin orang yang kehilangan dompet ini sedang sedih dan kebingungan mencari dompetnya.”
Setelah membaca cerita di atas, jawablah soal berikut.
1. Apakah kamu juga termasuk anak yang bahagia ketika pertama kali masuk sekolah di SMP/ MTs? Jelaskan.
2. Apakah dengan bersikap jujur, Andi termasuk anak yang memiliki keimanan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa? Jelaskan.
3. Sebutkan upaya yang kamu lakukan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.

Cerita dan jawaban atas pertanyaan pada Penanaman Nilai I menyangkut keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Keyakinan bahwa kita adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa merupakan keimanan. Setiap ajaran agama memerintahkan umatnya untuk selalu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Iman artinya percaya secara penuh kepada Tuhan Yang Maha Esa. Manusia yang beriman adalah manusia yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan penuh keyakinan dan tanpa keraguan.

Takwa berarti menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa akan senantiasa berusaha melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk paling sempurna dan dikaruniai akal pikiran. Dengan akal dan pikirannya, manusia dapat mengembangkan hidup serta mengelola alam yang dianugerahkan Tuhan untuk kehidupan yang lebih baik.

Untuk memahami lebih jauh tentang pelaksanaan ketakwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, isilah Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Bentuk Perintah dan Larangan Tuhan Yang Maha Esa menurut Ajaran Agama dan Kepercayaan Masing-Masing




No.

Bentuk-Bentuk Perintah
Tuhan Yang Maha Esa

Bentuk-Bentuk Larangan
Tuhan Yang Maha Esa



1 menghormati sesama menghina atau merendahkan orang lain


2


3


4


5


6.


7.


8.



Selanjutnya, jawablah dengan jujur pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Apakah kamu sudah melaksanakan perintah Tuhan Yang Maha Esa?
2. Apakah kamu sudah meninggalkan larangan-larangan Tuhan Yang
Maha Esa?


Mudah-mudahan keimanan dan ketakwaanmu kepada Tuhan Yang Maha
Esa makin meningkat.


Sila pertama Pancasila berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Hal itu menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pengakuan itu dipertegas dalam Pembukaan dan Pasal 29 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai berikut.
a. Pembukaan UUD 1945 Alinea Ketiga berbunyi, “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur ...”;
b. Pembukaan UUD 1945 Alinea Keempat berbunyi, “Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa”; dan
c. Pasal 29 ayat (1) UUD 1945 berbunyi, “Negara berdasar atas
Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Kutipan dari UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut menunjukkan nilai ketuhanan yang mendasari berdirinya negara Indonesia. Bagi bangsa Indonesia, nilai ketuhanan akan selalu mendasari kehidupan berbangsa dan bernegara menuju terciptanya masyarakat adil dan makmur.

UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah memberikan landasan perilaku beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pasal 29 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berbunyi “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.


















Sumber: Dok.Kemdikbud
Gambar 1.2
Pemandangan Alam
Indonesia
















Pasal 29 ayat (1) UUD 1945 berbunyi, “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa”.






Gambar 1.2 menunjukkan bahwa Tuhan Yang Maha Esa memberkati bangsa dan negara Republik Indonesia dengan alam yang indah. Karunia Tuhan tersebut semestinya disyukuri oleh seluruh bangsa Indonesia dengan makin beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pelaksanaan dari perilaku iman dan takwa tersebut dikaitkan dengan Pasal 29 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, di antaranya dalam bentuk perilaku:
a. saling menghormati dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing;
b. meningkatkan kerukunan hidup antarumat seagama, antarumat yang berbeda agama, serta antara umat beragama dengan pemerintah;
c. mengembangkan kualitas keimanan dan ketakwaan setiap umat beragama; serta
d. memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa tanpa membedakan agama dan kepercayaan masing-masing.
















Sumber: Setkab.go.id Gambar 1.3 Perilaku Menghormati Orang yang Berbeda Agama



Amati Gambar 1.3. Kemudian, jawablah pertanyaan berikut.
1. Apa pendapatmu tentang Gambar 1.3?
2. Apakah hanya tokoh agama yang dapat menciptakan kerukunan?
3. Apa peran serta tokoh agama dalam menciptakan persatuan dan kesatuan?
4. Bagaimana upayamu dalam mewujudkan kerukunan beragama?


Peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sangat penting diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dapat mendorong manusia berbuat baik dan benar. Berbuat baik dan benar sangat bermanfaat, baik bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa maupun negara.

Ajaran agama berintikan kesadaran untuk beriman dan bertakwa serta mengendalikan kehidupan manusia. Moral mengajarkan agar kita mampu memilah dan memilih perbuatan baik dan perbuatan buruk. Agama dan moral mengajarkan agar antarsesama manusia bersikap sopan, saling mengerti, saling memercayai, dan saling menyayangi.


Tugas Kelompok

Buatlah kelompok yang beranggotakan 5 atau 6 orang.
1. Tuliskan bentuk-bentuk kegiatan peringatan hari besar agama yang ada di daerahmu.
a. Islam : b. Kristen : c. Katolik : d. Hindu : e. Buddha : f. Khonghucu :





Iman artinya ‘percaya’. Manusia yang beriman adalah manusia yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Takwa berarti
‘menjalankan perintah dan menjauhi larangan Tuhan Yang Maha Esa’.

Manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa akan berusaha senantiasa melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan Tuhan Yang Maha Esa.

2. Tuliskan peringatan hari besar agama yang pernah kamu ikuti.
Ungkapkan bagaimana perasaanmu ketika merayakan hari besar agamamu. Makna apa yang terkandung dalam peringatan hari besar agama yang pernah kamu ikuti?

Laporkan hasil kegiatanmu dalam diskusi kelas.

Tabel 1.2 Pendapat dan Alasan terhadap Suatu Peristiwa


Penanaman Nilai II


Bacalah pernyataan pada Tabel 1.2. Kemudian, tuliskan pendapat dan alasanmu terhadap perilaku tersebut.



Pendapatmu terhadap Perilaku
tersebut Alasan Pendapatmu


1 Amin selalu bersyukur akan karunia Tuhan yang diberikan
kepadanya.

Setuju dengan sikap dan perilaku Amin yang selalu bersyukur akan karunia Tuhan Yang Maha Esa.

Sikap dan perilaku bersyukur merupakan sikap terpuji dan diperintahkan oleh ajaran agama.




2 Sinaga tidak mau belajar kelompok karena rumahnya berjauhan dengan rumah temannya.



3 Didik selalu bersemangat membersihkan lingkungan kelas tanpa menunggu perintah guru.

4 Andi terlambat masuk sekolah karena banyak kesibukan keluarga.

5 Yohana selalu tiba di sekolah tepat waktu walaupun rumahnya jauh dari sekolah.

6 Slamet tidak mau ikut kegiatan
OSIS karena lebih suka bermain.




7 Ketut menolong temannya yang jatuh dari sepeda dan membawanya ke puskesmas meskipun risikonya dia terlambat ke sekolah.



8 Encep selalu menolak apabila ditunjuk menjadi petugas upacara di sekolah karena malu.

9 Bunga selalu menambah
waktu belajarnya walaupun di sekolah sudah diadakan les.

10 Meskipun anak orang kaya, Lidia yang juara kelas tetap bersikap ramah dan bersahaja.

B. Akhlak Mulia dalam Kehidupan Sehari-hari

















Sumber: Dok.Kemdikbud Gambar 1.4 Siswa Menyalami Gurunya



Tugas Individu


Dengan mencermati Gambar 1.4 dan Gambar 1.5, jelaskan mengapa kamu harus berperilaku baik kepada sesama dan kepada makhluk lainnya!

Sebagai insan Pancasila yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, tentu kamu dapat menunjukkan akhlak mulia dan memberikan contoh dan suri teladan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa memberikan tuntunan yang akan mendorong semua orang untuk memiliki akhlak mulia. Berbuat baik dan benar sesuai dengan ajaran Tuhan atau pun peraturan hidup lainnya itulah yang disebut dengan akhlak mulia.



















Sumber: Dok.Kemdikbud Gambar 1.5 Siswa Merawat Tanaman

1. Akhlak Mulia dalam Kehidupan Pribadi


Perilaku siswa yang mencerminkan akhlak mulia dalam kehidupan pribadi di antaranya adalah perilaku disiplin dan tanggung jawab. Perilaku yang mencerminkan dan yang bertentangan dengan akhlak mulia bagi diri sendiri tentunya sudah kamu pahami. Hal yang perlu kamu lakukan adalah senantiasa meningkatkan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. Tuliskan apa yang dilakukan seseorang ketika sedang mengheningkan cipta!





Tuliskan contoh perbuatan yang mencerminkan akhlak mulia pada diri sendiri.
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................



Tuliskan contoh perbuatan yang tidak mencerminkan berakhlak mulia pada diri sendiri.
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................



2. Akhlak Mulia dalam Lingkungan Keluarga


Perilaku siswa yang menunjukkan akhlak mulia dalam lingkungan keluarga, contohnya adalah menjaga kesopanan, kekeluargaan, dan keharmonisan keluarga.



























Sumber: satunegeriku. wordpress.com Gambar 1.6 Siswa
sedang Mengheningkan
Cipta
















Sumber: Dok.Kemdikbud Gambar 1.7 Siswa sedang Membantu Orang Tua






Tuliskan contoh perbuatan yang mencerminkan akhlak mulia di lingkungan keluarga.
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................


Tuliskan contoh perbuatan yang tidak mencerminkan akhlak mulia di lingkungan keluarga.
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................



3. Akhlak Mulia di Lingkungan Sekolah


Perilaku siswa yang menunjukkan akhlak mulia dalam lingkungan sekolah, antara lain adalah menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Sebutkan perbuatan yang mencerminkan akhlak mulia lainnya di lingkungan sekolah.

Tuliskan contoh perbuatan yang mencerminkan akhlak mulia di sekolah.
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................




Tuliskan contoh perbuatan yang tidak mencerminkan akhlak mulia di lingkungan sekolah.
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................


4. Akhlak Mulia dalam Lingkungan Masyarakat


Perilaku siswa yang menunjukkan akhlak mulia di masyarakat, antara lain adalah membantu sesama di lingkungan masyarakat. Sebutkan perbuatan lainnya.



Tuliskan contoh perbuatan yang mencerminkan akhlak mulia di lingkungan masyarakat.
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................












Sumber: www.smpn1- manokwari.sch.id Gambar 1.8 Siswa sedang Membersihkan Lingkungan Sekolah


































Sumber: smp.ituskuningan. sch.id
Gambar 1.9 Kepedulian Siswa terhadap Lingkungan Masyarakat

Tuliskan contoh perbuatan yang tidak mencerminkan akhlak mulia di lingkungan masyarakat.
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................



Penanaman Nilai III


Renungkan apabila Tuhan Yang Maha Esa memberimu umur 60 tahun. Perhatikan berapa lama aktivitas yang kamu lakukan selama umur kamu tersebut. Apabila sehari semalam kamu tidur 8 (delapan) jam, berapa lama kamu tidur? Berapa lama kamu berada di kendaraan untuk bersekolah dan beraktivitas? Berapa lama kamu melakukan sesuatu yang kurang berguna? Berapa lama kamu beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa? Penghitungan waktu tersebut mudah-mudahan dapat menggugah hati nuranimu agar dapat lebih banyak menggunakan waktu kamu untuk beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.




Refleksi



Setelah mempelajari dan menghayati keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, manfaat apa saja yang kamu dapatkan?






Rangkuman



1. Beriman berarti percaya sepenuh hati adanya Tuhan Yang Maha Esa, Sang Pencipta alam semesta dan segala isinya.

2. Bertakwa berarti melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya.

3. Agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa memberikan tuntunan yang baik bagi pemeluknya.

4. Berbuat baik dan benar sesuai dengan ajaran Tuhan ataupun peraturan hidup lainnya itulah yang disebut dengan akhlak mulia.

5. Perilaku beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dilaksanakan dalam kehidupan pribadi, keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Tugas Individu
1. Sebutkan beberapa contoh perilaku siswa yang mencerminkan sikap beriman dan bertakwa di lingkungan sekolah.
2. Sebutkan beberapa contoh perilaku siwa yang mencerminkan sikap beriman dan bertakwa di lingkungan rumah.
3. Sebutkan beberapa contoh perilaku siswa yang mencerminkan sikap beriman dan bertakwa di lingkungan masyarakat.
4. Apa akibatnya jika seseorang tidak memiliki keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa?

Tugas Kelompok
1. Diskusikan dalam kelompok, apa akibatnya apabila kamu tidak melaksanakan perintah Tuhan Yang Maha Esa dan menjauhi larangan- Nya.
2. Jelaskan manfaat yang dapat kamu ambil dengan menjalankan perintah
Tuhan Yang Maha Esa terhadap diri sendiri, keluarga, dan masyarakat.

Penilaian Afektif
Bacalah pernyataan di bawah ini, kemudian isilah kolom kegiatan, alasan, dan konsekuensi pada Tabel 1.3. Jawablah sesuai dengan sikap dan perilakumu.
Kolom Kegiatan : Berisi rutinitas kegiatan (selalu, sering, jarang, atau tidak pernah).
Kolom Alasan : Berisi alasan mengapa rutinitas kegiatan tersebut kamu lakukan.
Kolom Konsekuensi : Berisi bentuk konsekuensi jawabanmu.

Tabel 1.3 Penilaian Afektif: Kegiatan, Alasan, dan Konsekuensi terhadap Pernyataan
Sikap

No. Sikap dan Perilaku Kegiatan Alasan Konsekuensi


1 Berdoa setiap akan tidur selalu sesuai dengan tuntunan agama

tidur nyenyak



2 Berdoa ketika bangun tidur


3 Menyalami orang tua ketika akan pergi sekolah


4 Menghormati orang tua




5 Santun, senyum, dan menyapa teman dan guru

6 Menghormati teman




7 Membantu orang lain yang terkena musibah


8 Belajar dengan semangat dan berdisiplin


9 Menghormati guru
dan menaati peraturan sekolah

10 Memiliki tabungan untuk masa depan


11 Mengingat Tuhan dalam segala perbuatan


12 Beribadah untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa

13 Belajar sesuatu di luar sekolah untuk menambah pengetahuan

14 Bekerja keras guna mempersiapkan masa depan

15 Mengejar prestasi tertinggi di kelas


16 Menghargai sesama




17. Berbuat baik kepada teman dalam ucapan dan perilaku

18 Bertanya dan ingin tahu tentang hal-hal baru

19 Memberikan pujian terhadap keberhasilan orang lain

20 Tidak cepat berpuas diri




21 Mengetahui potensi diri yang kamu miliki


22 Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa terhadap potensi yang dimiliki

23. Mengutamakan masa depan dibandingkan pergaulan negatif remaja

24 Sabar dalam menghadapi permasalahan


25 Bekerja keras, bersabar, dan berdoa dalam menghadapi pembelajaran sehari-hari


Apabila jawabanmu “jarang” atau “tidak pernah” pada kolom kegiatan tersebut, kamu sebaiknya mulai mengubah sikap dan perilakumu agar menjadi lebih baik.



Uji Kompetensi Bab I

Jawablah soal-soal berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa?
2. Mengapa manusia perlu beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa? Jelaskan.
3. Jelaskan pentingnya keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa dalam hubungan dengan sesama manusia.
4. Jelaskan pentingnya keimanan dan ketakwaan dalam pergaulan di lingkungan sekolah, rumah, dan masyarakat.
5. Jelaskan konsekuensi apa yang diterima apabila dalam membina hubungan sesama tidak dilandasi akhlak mulia.

Praktik Kewarganegaraan


Beriman dan bertakwa perlu diwujudkan dengan akhlak mulia agar mengantarkan seseorang kepada kesuksesan. Kesuksesan tidak hanya diukur dengan memiliki banyak harta, tetapi juga dengan pengabdian dan memiliki akhlak mulia.

Amati lingkungan sekitarmu. Apakah ada orang yang dianggap sukses? Lakukan wawancara dengan orang yang sukses dan tuliskan hasilnya dalam Praktik Kewarganegaraan berikut.



Nama : .............................................................................................................. Bidang pekerjaan : ..............................................................................................................
Riwayat hidup singkat : ..............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................

Akhlak mulia : ..............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................

Hal yang diteladani : ..............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................

Bab II

Berkomitmen terhadap Pancasila sebagai Dasar Negara


Ayo menghayati dan mengamalkan Pancasila!

























Sumber: abdiprajanews.ipdn.ac.id
Gambar 2.1 Upacara Bendera


Nyanyikanlah lagu “Indonesia Raya” bersama-sama dan khidmat dengan dipimpin salah seorang teman di kelasmu.

Bagaimana perasaanmu setelah menyanyikan lagu tersebut? Jika lagu kebangsaan “Indonesia Raya” kamu nyanyikan dengan khidmat, akan timbul semangatmu untuk mencintai bangsa dan negara Indonesia. Lagu kebangsaan “Indonesia Raya” lahir dalam masa perjuangan para pendiri negara menuju kemerdekaan.

Pendiri negara merupakan orang-orang yang telah berjuang untuk mendirikan bangsa dan negara. Jasa-jasa mereka seharusnya tidak kita lupakan. Seperti dikatakan Proklamator Ir. Soekarno, “Jangan sekali-kali melupakan sejarah” atau yang lebih dikenal dengan singkatan “Jasmerah”. Tidak melupakan sejarah merupakan kewajiban warga negara sebagai bangsa Indonesia. Melupakan sejarah sama saja dengan menanggalkan identitas bangsa Indonesia itu sendiri. Kamu hidup dalam konteks sejarah. Kamu juga menggapai masa depan yang telah dibangun sepanjang sejarah tersebut.


Indonesia Raya
Ciptaan: W. R. Supratman

Indonesia tanah airku, Tanah tumpah darahku, Di sanalah aku berdiri, Jadi pandu ibuku.

Indonesia kebangsaanku, Bangsa dan tanah airku, Marilah kita berseru, Indonesia bersatu.

Hiduplah tanahku, Hiduplah negriku,
Bangsaku, rakyatku, semuanya, Bangunlah jiwanya,
Bangunlah badannya, Untuk Indonesia Raya.

Indonesia Raya, Merdeka, merdeka,
Tanahku, negriku yang kucinta! Indonesia Raya,
Merdeka, merdeka, Hiduplah Indonesia Raya

Para pendiri negara pada masa lalu telah merumuskan dan menetapkan dasar negara dalam menggapai cita-cita sebagai negara yang merdeka dan berjaya. Dasar negara Pancasila berguna untuk mengantarkan kemerdekaan dan kejayaan bangsa Indonesia. Pada bab ini, kamu akan mempelajari sejarah dan nilai yang terdapat dalam Pancasila sebagai dasar negara dan bagaimana Pancasila tersebut dihayati oleh bangsa Indonesia sehingga kehidupan bangsa Indonesia yang besar dan beragam dapat tercipta dengan indah.


A. Sejarah dan Komitmen Pendiri Negara dalam
Perumusan Pancasila

1. Pembentukan BPUPKI

Semua orang pasti memiliki masa lalu. Apa yang terjadi di masa lalu dan dianggap penting oleh manusia secara kolektif itulah yang disebut dengan sejarah. Kamu tidak mungkin berada di SMP/MTs sekarang kalau tidak melalui masa lalu di SD/MI. Kehidupan modern pada zaman sekarang merupakan hasil dari perjalanan sejarah yang telah diciptakan oleh generasi terdahulu. Bangsa dan negara Indonesia juga lahir dari perjalanan sejarah yang telah dibangun oleh para pendiri negara dan seluruh bangsa Indonesia di masa lalu.

Amati Gambar 2.2 di samping.


Apakah perjuangan bangsa Indonesia hanya dilakukan melalui kekerasan fisik? Apakah ada perjuangan bangsa Indonesia dalam bentuk lain pada saat menentang penjajahan? Jelaskan.

Selama ratusan tahun Belanda menjajah Indonesia. Sejarah juga mencatat kekalahan Belanda oleh Jepang kemudian menyebabkan bangsa Indonesia dijajah oleh Jepang. Pepatah “lepas dari mulut harimau, masuk ke mulut buaya” tepatlah kiranya untuk menggambarkan bagaimana kondisi bangsa Indonesia saat itu.













Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka
Gambar 2.2 Peristiwa Insiden Bendera Tahun 1945 di Surabaya

Jepang mulai menguasai Indonesia setelah Belanda menyerah kepada Jepang di Kalijati, Subang Jawa Barat pada tanggal 8 Maret 1942. Semboyan “Jepang Pelindung Asia, Jepang Pemimpin Asia, dan Jepang Cahaya Asia” didengungkan oleh Jepang untuk menarik simpati rakyat Indonesia. Sejak berkuasa di Indonesia, Jepang dengan segala cara menguras kekayaan dan tenaga rakyat Indonesia yang menimbulkan kesengsaraan bagi rakyat Indonesia.

Penjajahan oleh Belanda dan Jepang menimbulkan penderitaan yang dalam bagi bangsa Indonesia. Namun, penderitaan tersebut tidak menyurutkan semangat bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan. Berbagai upaya dilakukan bangsa Indonesia dengan menyusun barisan dan bersatu padu mewujudkan kemerdekaan yang dicita-citakan. Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II memberi peluang bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan kemerdekaannya.




Pada bulan September 1944, Perdana Menteri Jepang, Koiso, dalam sidang parlemen mengatakan bahwa Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Tindak lanjut dari janji tersebut, pada tanggal 1 Maret 1945, Jepang mengumumkan pembentukan Dokuritsu Zunbi Chosakai (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia/BPUPKI). BPUPKI beranggotakan 62 orang yang terdiri atas tokoh-tokoh bangsa Indonesia dan 7 orang anggota perwakilan dari Jepang. Ketua BPUPKI adalah dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat, dengan dua wakil ketua, yaitu: Ichibangase Yosio (Jepang) dan R.P Soeroso.

BPUPKI semasa tugasnya mengadakan dua kali sidang resmi dan satu kali sidang tidak resmi. Seluruh sidang berlangsung di Jakarta sebelum kekalahan Kekaisaran Jepang terhadap Sekutu pada tanggal 14 Agustus
1945. Sidang-sidang resmi diadakan untuk membahas masalah dasar negara, wilayah negara, kewarganegaraan, dan rancangan undang-undang dasar yang dipimpin langsung oleh Ketua BPUPKI. Sidang Pertama berlangsung mulai tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 dengan agenda pembahasan dasar negara.

Sidang Kedua berlangsung mulai tanggal 10 sampai dengan 17 Juli
1945. Agenda Sidang Kedua adalah pembahasan bentuk negara, wilayah negara, kewarganegaraan, rancangan undang-undang dasar, ekonomi, keuangan, pembelaan, pendidikan, dan pengajaran.





























Sumber: Album Perang
Kemerdekaan Gambar 2.3 Rakyat Terlatih yang Siap Melawan Penjajah










BPUPKI semasa tugasnya mengadakan dua kali sidang:

1. Sidang Pertama berlangsung mulai tanggal 29 Mei sampai dengan 1
Juni 1945 dengan agenda pembahasan dasar negara.

2. Sidang Kedua berlangsung mulai tanggal 10 sampai dengan 17 Juli 1945.





























Sumber: 30 Tahun Indonesia
Merdeka
Gambar 2.4 Sidang
BPUPKI



Kemerdekaan bangsa Indonesia bukan pemberian bangsa Jepang. Hal inilah yang harus kamu pahami. Walaupun Jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan, janji tersebut hanya sebuah tipu muslihat agar bangsa Indonesia bersimpati terhadap Jepang dan mau membantu Jepang yang berada di ambang kekalahan.


Tugas Kelompok

Penjajahan Jepang di Indonesia membawa kesulitan hidup bagi bangsa Indonesia. Upaya untuk melawan Jepang di Indonesia terus dilaksanakan di berbagai wilayah di Indonesia.
Diskusikan secara berkelompok dengan menggali informasi dari berbagai sumber.
1. Kesulitan hidup apa saja yang dialami bangsa Indonesia dalam masa penjajahan Jepang?
2. Siapa saja pahlawan nasional yang berjuang melawan Jepang?
3. Bagaimana bentuk perjuangan pahlawan tersebut dalam melawan
Jepang?
4. Nilai-nilai apa saja yang dapat diteladani dari perjuangan pahlawan nasional tersebut?

2. Usulan Dasar Negara oleh Tokoh Perumus Dasar Negara


Dasar negara merupakan fondasi berdirinya sebuah negara. Ibarat sebuah bangunan, tanpa fondasi tentu bangunan itu tidak akan berdiri dengan kukuh. Oleh karena itu, sebuah dasar negara sebagai fondasi harus disusun sebaik mungkin.

Para pendiri negara yang tergabung dalam BPUPKI memiliki pemikiran yang berbeda tentang dasar negara Indonesia merdeka. Atas dasar pengalaman bernegara, pembelajaran, dan perbandingan dengan negara lain, para pendiri negara mengusulkan dasar negara.

Usulan mengenai dasar Indonesia merdeka dalam Sidang Pertama BPUPKI secara berurutan dikemukakan oleh Mr. Mohammad Yamin, Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Mr. Mohammad Yamin mengusulkan dasar negara dalam sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945. Dalam mengusulkan rancangan dasar negara Indonesia merdeka, Mr. Mohammad Yamin menekankan bahwa:
“… rakyat Indonesia mesti mendapat dasar negara yang berasal daripada peradaban kebangsaan Indonesia; orang timur pulang kepada kebudayaan timur.”

“… kita tidak berniat, lalu akan meniru sesuatu susunan tata negara negeri luaran. Kita bangsa Indonesia masuk yang beradab dan kebudayaan kita beribu-ribu tahun umurnya.”

Mr. Mohammad Yamin mengusulkan lima asas dan dasar bagi negara
Indonesia merdeka yang akan didirikan, yaitu:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Sosial.


Setelah selesai berpidato, Mr. Mohammad Yamin menyampaikan konsep mengenai asas dasar dan negara Indonesia merdeka secara tertulis kepada Ketua Sidang, yang berbeda dengan isi pidato sebelumnya. Asas dan dasar Indonesia merdeka secara tertulis menurut Mr. Mohammad Yamin adalah sebagai berikut.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan persatuan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia












Sumber: Album Perang
Kemerdekaan
Gambar 2.5
Mr. Mohammad Yamin



Sumber: Album Perang
Kemerdekaan
Gambar 2.6 Mr. Soepomo







Sumber: Album Perang
Kemerdekaan
Gambar 2.7 Ir. Soekarno


Selanjutnya, pada tanggal 31 Mei 1945, Mr. Soepomo menyampaikan pidatonya tentang dasar negara. Menurut Mr. Soepomo, dasar negara Indonesia merdeka adalah sebagai berikut.
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan Lahir dan Batin
4. Musyawarah
5. Keadilan Rakyat


Mr. Soepomo juga menekankan bahwa negara Indonesia merdeka bukan negara yang mempersatukan dirinya dengan golongan terbesar dalam masyarakat dan tidak mempersatukan dirinya dengan golongan yang paling kuat (golongan politik atau ekonomi yang paling kuat). Akan tetapi, negara mempersatukan diri dengan segala lapisan rakyat yang berbeda golongan dan paham.

Ir. Soekarno berpidato pada tanggal 1 Juni 1945. Dalam pidatonya, Ir. Soekarno mengemukakan dasar negara Indonesia merdeka. Dasar negara, menurut Ir. Soekarno, berbentuk Philosophische Grondslag atau Weltanschauung. Dasar negara Indonesia merdeka menurut Ir. Soekarno adalah sebagai berikut.
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan


Ir. Soekarno dalam sidang itu pun menyampaikan bahwa kelima dasar negara tersebut dinamakan Panca Dharma. Kemudian, atas saran seorang ahli bahasa, Ir. Soekarno mengubahnya menjadi Pancasila. Pada tanggal 1
Juni 1945, Ir. Soekarno mengemukakan pemikirannya tentang Pancasila, yaitu nama dari lima dasar negara Indonesia. Dengan berdasar pada peristiwa tersebut maka tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai “Hari Lahirnya
Pancasila”.


Penanaman Nilai I

Mr. Mohammad Yamin menyatakan,
“… rakyat Indonesia mesti mendapat dasar negara yang berasal daripada peradaban kebangsaan Indonesia; orang Timur pulang kepada kebudayaan Timur.”
“… kita tidak berniat, lalu akan meniru sesuatu susunan tata negara negeri luaran. Kita bangsa Indonesia masuk yang beradab dan kebudayaan kita beribu-ribu tahun umurnya.”

Cermati dan kaji pernyataan Mr. Mohammad Yamin di atas. Kemudian, jawab pertanyaan berikut.
1. Bukti Pancasila berasal dari budaya Indonesia yaitu Pancasila terdapat dalam kitab
Negara Kertagama. Tuliskan apa isi dari kitab tersebut yang berkaitan dengan Pancasila?
2. Kebudayaan apa saja yang berkembang di Indonesia?
3. Sikap dan perilaku apa yang dapat dilakukan untuk mengembangkan budaya Indonesia?

Tugas Kelompok

Setelah kamu memahami siapa saja pendiri negara, buatlah laporan dengan menjawab soal berikut.
a. Siapa saja anggota BPUPKI atau pendiri negara yang mengusulkan rumusan dasar negara?
b. Apa saja peran para anggota BPUPKI atau pendiri negara dalam perumusan dasar negara tersebut?
c. Kemudian, buatlah naskah simulasi sidang perumusan dasar negara yang dilaksanakan BPUPKI. (Naskah simulasi sidang ini digunakan untuk pelaksanaan sosio drama sidang BPUPKI)




B. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para
Pendiri Negara dalam Perumusan Pancasila


1. Nilai Semangat Pendiri Negara

Sebelum kamu mempelajari tentang semangat dan komitmen kebangsaan para pendiri negara dalam perumusan Pancasila, telaah dan pelajari nilai semangat dalam diri orang lain dan diri sendiri.




Penanaman Nilai II


Tahukah kamu, siapa manusia di dunia ini yang dalam hidupnya memiliki semangat paling tinggi? Seorang tokoh menyatakan bahwa manusia yang paling bersemangat dalam menjalani hidup adalah anak-anak yang mulai banyak belajar tentang segala sesuatu. Umumnya seorang anak-anak akan terus bersemangat untuk beraktivitas mulai dari bangun tidur sampai tertidur kembali.
1. Tuliskanlah berbagai hal yang menunjukkan semangat anak-anak (usia di bawah lima tahun)
dalam aktivitas sehari-hari.
2. Tuliskan secara jujur, termasuk pribadi yang manakah kamu, apakah termasuk anak yang sangat bersemangat dalam belajar atau tidak? Tuliskan faktor-faktor yang menyebabkan kamu bersemangat atau tidak bersemangat dalam belajar.
3. Tuliskan semangat yang harus ditunjukkan pelajar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.





Semangat mengandung arti tekad dan dorongan hati yang kuat untuk menggapai keinginan atau hasrat tertentu. Para pendiri negara merupakan contoh yang baik dari orang-orang yang memiliki semangat yang kuat dalam membuat perubahan, yaitu perubahan dari negara terjajah menjadi negara yang merdeka dan sejajar dengan negara-negara lain di dunia.

Penanaman Nilai III


Simak cuplikan tayangan berita di sebuah televisi nasional pada tanggal 1 Juni 2011 berikut ini. Dalam tayangan tersebut, ada sekelompok pemuda yang sedang duduk di pinggir jalan. Kemudian, seorang reporter menemui kelompok pemuda tersebut dan bertanya, “Hari ini,
1 Juni, hari apa?” Pemuda-pemuda tersebut menggelengkan kepala. Reporter bertanya lagi, “Anda tahu Pancasila?” Mereka menjawab, “Ya.” Lalu, reporter meminta mereka menyebutkan sila-sila Pancasila dan yang menyedihkan mereka tidak mampu menyebutkan semua sila dalam Pancasila.
Gambaran di atas merupakan gambaran yang menyedihkan. Generasi muda harapan bangsa
Indonesia seharusnya lebih memahami dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila.
Nah, sekarang sebutkan secara lisan di depan kelas kelima sila Pancasila berikut lambang- lambangnya.



Agar penghayatanmu terhadap Pancasila lebih baik, lihatlah ruang kelasmu! Apakah ada lambang negara Burung Garuda Pancasila, gambar presiden dan wakil presiden? Apabila gambar tersebut tidak ada, jika memungkinkan lengkapi gambar yang kurang tersebut.

Perhatikan pernyataan pada beberapa paragraf berikut ini!




1. KETUHANAN YANG MAHA ESA


2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB


3. PERSATUAN INDONESIA


4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM
PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN

5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA


Sumber: Dok. Kemdikbud Gambar 2.8 Garuda Pancasila dan Sila-Sila Pancasila

Semangat kebangsaan harus tumbuh dan dipupuk dalam diri warga negara Indonesia. Semangat kebangsaan merupakan semangat yang tumbuh dalam diri warga negara untuk mencintai dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Seseorang yang memiliki rasa kebangsaan Indonesia akan memiliki rasa bangga sebagai warga negara Indonesia. Kebanggaan sebagai bangsa dapat kita rasakan, misalnya ketika bendera Merah Putih berkibar dalam kejuaraan olahraga antarnegara.

Keberhasilan bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya merupakan salah satu bukti cinta para pahlawan terhadap bangsa dan negara. Bukti cinta yang dilandasi semangat kebangsaan diwujudkan dengan pengorbanan jiwa dan raga. Segenap pengorbanan rakyat tersebut bertujuan untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan dari penjajah.

Semangat kebangsaan disebut juga sebagai nasionalisme dan patriotisme. Nasionalisme adalah suatu paham yang menganggap bahwa kesetiaan tertinggi atas setiap pribadi harus diserahkan kepada negara kebangsaan atau nation state. Ada dua jenis pengertian nasionalisme, yaitu nasionalisme dalam arti sempit dan nasionalisme dalam arti luas. Nasionalisme dalam arti sempit, juga disebut dengan nasionalisme yang negatif karena mengandung makna perasaan kebangsaan atau cinta terhadap bangsanya yang sangat tinggi dan berlebihan, sebaliknya memandang rendah terhadap bangsa lain.

Nasionalisme dalam arti sempit disebut juga dengan chauvinisme. Chauvinisme ini pernah dipraktikkan oleh Jerman pada masa Hitler tahun 1934–1945. Paham tersebut menganggap Jerman di atas segala- galanya di dunia (Deutschland Uber Alles in der Wetf).

Jenis nasionalisme yang kedua adalah nasionalisme dalam arti luas atau yang berarti positif. Nasionalisme dalam pengertian inilah yang harus dibina oleh bangsa Indonesia karena mengandung makna perasaan cinta yang tinggi atau bangga terhadap tanah air dan tidak memandang rendah bangsa lain. Dalam mengadakan hubungan dengan negara lain, kita selalu mengutamakan kepentingan bangsa dan negara serta menempatkan negara lain sederajat dengan bangsa kita.

Patriotisme berasal dari kata patria, yang artinya ‘tanah air’. Kata patria kemudian berubah menjadi kata patriot yang artinya ‘seseorang yang mencintai tanah air’. Patriotisme berarti ‘semangat cinta tanah air atau sikap seseorang yang bersedia mengorbankan segala-galanya untuk mempertahankan bangsanya’. Patriotisme muncul setelah lahirnya nasionalisme, tetapi antara nasionalisme dan patriotisme umumnya diartikan sama.

Jiwa patriotisme telah tampak dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, antara lain diwujudkan dalam bentuk kerelaan para pahlawan bangsa untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan dengan mengorbankan jiwa dan raga. Jiwa dan semangat bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaan sering juga disebut sebagai jiwa dan semangat 45. Jiwa dan semangat 45 di antaranya adalah:
1. pro-patria dan primus patrialis ‘mencintai tanah air dan mendahulukan kepentingan tanah air’;
2. jiwa solidaritas dan kesetiakawanan dari semua lapisan masyarakat terhadap perjuangan kemerdekaan;
3. jiwa toleran atau tenggang rasa antaragama, antarsuku, antargolongan, dan antarbangsa;
4. jiwa tanpa pamrih dan bertanggung jawab; serta
5. jiwa ksatria dan kebesaran jiwa yang tidak mengandung balas dendam.


Nasionalisme dan patriotisme dibutuhkan bangsa Indonesia untuk menjaga kelangsungan hidup dan kejayaan bangsa serta negara. Kejayaan sebagai bangsa dapat dicontohkan oleh seorang atlet yang berjuang dengan segenap jiwa dan raga untuk membela tanah airnya.

Salah satu semangat yang dimiliki para pendiri negara dalam merumuskan Pancasila adalah semangat mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi ataupun golongan. Selanjutnya, identifikasilah semangat-semangat apalagi yang telah ditunjukkan oleh para pendiri negara. Makin banyak tokoh yang mampu kamu identifikasi bentuk semangatnya makin baik.


Para pendiri negara dalam menyampaikan gagasannya mengenai rumusan dasar negara selalu diliputi nilai-nilai:
1. Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2. Jiwa dan semangat merdeka
3. Nasionalisme
4. Patriotisme
5. Rasa harga diri sebagai bangsa yang merdeka
6. Pantang mundur dan tidak kenal menyerah
7. Persatuan dan kesatuan
8. Antipenjajah dan penjajahan
9. Percaya kepada hari depan yang gemilang dari bangsanya
10. Idealisme kejuangan yang tinggi
11. Berani, rela, dan ikhlas berkorban untuk tanah air, bangsa, dan negara
12. Kepahlawanan
13. Sepi ing pamrih rame ing gawe (berkarya dengan penuh semangat dan tanpa pamrih pribadi)
14. Setia kawan, senasib sepenanggungan, dan kebersamaan
15. Disiplin yang tinggi
16. Ulet dan tabah menghadapi segala macam, tantangan, hambatan dan gangguan

Tabel 2.1 Pahlawan Nasional dan Hal yang diteladani


No. Pahlawan Nasional Hal yang diteladani





1 Ir. Soekarno

• Jiwa dan semangat merdeka
• Nasionalisme dan patriotisme
• Idealisme kejuangan yang tinggi




2





3





4





5





6





7





8





9





10

2. Komitmen Para Pendiri Negara dalam Perumusan
Pancasila sebagai Dasar Negara


Komitmen adalah sikap dan perilaku yang ditandai oleh rasa memiliki, memberikan perhatian, serta melakukan usaha untuk mewujudkan harapan dan cita-cita dengan sungguh-sungguh. Seseorang yang memiliki komitmen terhadap bangsa adalah orang yang akan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.


Para pendiri negara dalam perumusan Pancasila memiliki komitmen sebagai berikut.
a. Memiliki semangat persatuan dan nasionalisme
Pendiri negara memiliki semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme yang tinggi ini diwujudkan dalam bentuk mencintai tanah air dan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.

b. Adanya rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia
Pendiri negara dalam merumuskan Pancasila dilandasi oleh rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia. Oleh karena itu, nilai-nilai yang lahir dalam Pancasila adalah nilai-nilai yang berasal dari bangsa Indonesia sendiri. Nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan sosial adalah nilai-nilai yang berasal dan digali dari bangsa Indonesia.

c. Selalu bersemangat dalam berjuang
Para pendiri negara selalu bersemangat dalam memperjuangkan dan mempersiapkan kemerdekaan bangsa Indonesia, seperti Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan para pendiri negara lainnya yang mengalami cobaan dan tantangan perjuangan yang luar biasa. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta berkali-kali dipenjara oleh Belanda. Namun, dengan semangat perjuangannya, para pendiri negara tetap bersemangat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

d. Mendukung dan berupaya secara aktif dalam mencapai cita-cita bangsa, yaitu merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

e. Melakukan pengorbanan pribadi dengan cara menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, pengorbanan dalam hal pilihan pribadi, serta mendukung keputusan yang menguntungkan bangsa dan negara walaupun keputusan tersebut tidak disenangi.

Sebagai siswa dan generasi muda, tentu kamu juga harus memiliki komitmen dalam berbangsa dan bernegara. Komitmen berbangsa dan bernegara bagi generasi muda salah satunya dilakukan dengan berkomitmen untuk mempersiapkan dan mewujudkan masa depan yang lebih baik. Salah satu upaya untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik adalah giat belajar.







Para pendiri negara dalam merumuskan Pancasila memiliki c
Sonny XL (1,216)
07-03-2014 09:22:06

Share PDF / DOC

Terimakasih sharingnya, sekedar saran saja, mungkin bisa di upload dalam bentuk file PDF atau DOC.

Lalu tinggal share linknya saja jadi akan memudahkan siswa agar bisa download.
  • 1

 

Reply

Silahkan login untuk meninggalkan balasan.

Pesan

Notifikasi