Ironi Pendidikan Dibalik Kasus Ade Sara
Dewi Masitoh (1,266)
694 10 14-03-2013
0 suka
13-03-2014, 08:58:34
Kasus kematian Ade Sara menuntut perhatian orang tua dan pendidik di sekolah. Hal itu diungkap Pengamat Pendidikan Asep Sapaat.

"Kekerasan yang dilakukan seseorang cenderung terjadi karena ada perlakuan keras yang kerap diderita seseoran sejak kecil dan kurangnya perhatian serta kasih sayang orang tua," ucap dia kepada ROL, Rabu (12/3).

Kondisi itu, lanjut dia, akan memperparah situasi ketika tidak ada pola didik yang tepat. Indikasinya terlihat ketika sekolah tidak bisa melihat sejak dini apa yang dialami anak.

"Kasih sayang yang ditunjukan guru sebenarnya bisa meminimalisir kondisi psikologi anak yang labil, jadi guru memiliki peran sebagai orang tua di sekolah, bisa menjadi sahabat dan teman curhat, sehingga dapat membuka tirai yang tersembunyi," kata dia.

Yang menjadi kritik bagi sekolah sekarang ini, lanjut dia, evaluasi cenderung dari sisi kepintaran saja. Tapi aspek prilaku kerap diabaikan. Konsekuensinya, sekolah tak mampu jadi katarsis segala luapan emosional anak yang berwujud dalam perilaku menyimpang.

"Anak yg berperilaku menyimpang perlu diberi perhatian lebih, bukan dikucilkan apalagi digelari anak bermasalah," kata dia.

Asep mengatakan Albert Einstein punya penggambaran menarik soal kritik tersebut. "Tidak semua yang dapat dihitung berharga. Dan tidak semua yg berharga dapat dihitung,". Angka rapor mungkin bisa dihitung dan menjelaskan kepintaran seorang anak, tapi berhargakah untuk masa depan mereka?


Sumber : republika.co.id

 

Silahkan login untuk meninggalkan balasan.

Pesan

Notifikasi