MEMAHAMI AYAT AL-QUR`AN TENTANG MELESTARIKAN LINGKUNGAN HIDUP
(359)
8 0 08-11-2016
2 suka
08-11-2016, 11:41:48
MEMAHAMI AYAT AL-QUR`AN TENTANG MELESTARIKAN LINGKUNGAN HIDUP

Pengertian Lingkungan Hidup
Dan Peran Manusia Terhadap
Lingkungan Hidup Dalam Islam
Al Qur’an adalah sumber utama
dari ajaran-ajaran agama
Islam. Al Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
tidak hanya mengandung pokok-pokok agama. Isinya mengandung
segala sesuatu yang diperlukan bagi kepentingan hidup dan
kehidupan manusia yang bersifat perseorangan maupun
kemasyarakatan, baik berupa nilai-nilai moral dan norma-norma
hukum yang mengatur hubungan manusia dengan sang Kholiq
(pencipta) maupun yang mengatur manusia dengan manusia yang
lain juga dengan sesamanya dan dengan makhluk-makhluk lain
yang merupakan lingkungan hidupnya.
Al Qur’an juga mengandung petunjuk bagi umat manusia
kearah jalan kebajikan yang di tempuh, jika manusia menginginkan
kebahagiaan dan jalan kejahatan yang seharusnya dihindari. Allah
telah menegaskan firmannya dalam surat An-Nahl ayat 89 yang
berbunyi:
42
Artinya: “
Dan kami turunkan kepadamu al kitab (Qur’an) untuk
menjelaskan tiap-tiap sesuatu dan petunjuk serta
rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang
berserah diri”.
1
Hal senada juga difirmankan oleh Allah dalam surat Al
An’am ayat 38 yang berbunyi;
Artinya:
“Tidaklah kami alpakan sesuatupun di dalam Al kitab
(Qur’an)
2
Kajian terhadap isi Al Qur’an sampai sedalam-dalamnya
akan ditemui dasar-dasar keimanan, sendi-sendi peribadatan,
pedoman-pedoman hidup dalam pergaulan antar umat manusia,
petunjuk-petunjuk tentang akhlak mulia, undang-undang umum,
prinsip hukum dan pelajaran kepada manusia agar
mempergunakan tenaga dan pikirannya untuk mengambil manfaat
dari isi alam yang luas ini bagi kesejahteraan hidupnya.
Ketentuan-ketentuan tersebut di atas akan dikembalikan
kepada lingkungan hidup yang diartikan sebagai totalitas
(keseluruhan) dari benda, daya dan kehidupan, termasuk manusia
dan tingkahlakunya, yang mempengaruhi kelangsungan hidup dan
kesejahteraan manusia serta jasad-jasad hidup
(organisme)
lainnya
yang diciptakan oleh Allah mempunyai keterkaitan hukum
keseimbangan
(equilibrium).
3
Dr. Mujiyono, dalam artikelnya Islam Dan Lingkungan
Hidup mendefinisikan yang di maksud dengan lingkungan hidup Hubungan Manusia Dengan
Lingkungan Hidup Dalam Islam
Masalah lingkungan hidup merupakan masalah yang
global. Hal ini bisa timbul karena perubahan alam itu sendiri seperti
gunung meletus, pecahnya salju
(gletser)
atau angin taufan dan
gempa bumi, bisa juga timbul karena manusia mempunyai
kepentingan-kepentingan pribadi, sehingga mengabaikan
komunitas yang lain. Masalah-masalah ini timbul khusus pada
manusia, karena manusia mempunyai kedudukan tersendiri di
tengah-tengah lingkungannya. Hal ini dimungkinkan karena
manusia adalah komponen makhluk yang dominan. Kedudukannya
sebagai komponen yang dominan, manusia berpotensi sebagai
perusak lingkungan. Setelah manusia berhasil mengeksploitasi isi
lingkungannya, selanjutnya manusia akan sadar atas kesalahannya
dan mengubah fungsinya dari makhluk perusak menjadi makhluk
pengelola lingkungan.
Sejarah manusia dalam kedudukannya sebagai salah satu
komponen lingkungan diawali dengan manusia yang sangat
dipengaruhi oleh alam yang kemudian bergeser menjadi fungsi
manusia yang mempengaruhi alam. Adanya hubungan timbal balik
tersebut sebagai contoh, jika manusia membuat kerusakan atas
alam ini atau lingkungan hidup, maka manusia sendirilah yang akan
menerima dampaknya perubahan-perubahan alam, sehingga pada
tahap ini manusia dan alam saling mempengaruhi. Hubungan timbal
balik ini tercermin dalam bentuk kebudayaan, teknologi dan agama.
Seperti halnya dalam kebudayaan adanya pemujaan terhadap
Dewi
50
Sri
untuk meminta terhadap alam tentang kesuburan tanah melalui
alam ghaib, dengan teknologi seperti pengelolaan irigasi,
penghijauan, dengan agama misalnya mendekatkan diri terhadap
Tuhan dengan ritual-ritual untuk mohon kesejahteraan dan lain
sebagainya.
18
Masalah hubungan manusia dengan lingkungannya ini
juga perlu dicermati bahwa perubahan lingkungan hidup akan
mempengaruhi kehidupan manusia dan begitu juga sebaliknya.
Akibatnya dari ketidakseimbangan hubungan manusia dengan
lingkungan ini adalah akan terganggunya kesejahteraan dan
kelestarian terganggu, maka lingkungan telah menjadi perhatian
khusus, seperti halnya ilmu ekologi yang mempelajari hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
19
Lingkungan yang di hadapi ini adalah lingkungan yang di pandang
dari sudut hubungan manusia dengan lingkungan hidup.
Manusia sebagai khalifah Allah di bumi mempunyai tugas
dan tanggung jawab yang besar untuk memelihara kelestarian alam
yang merupakan lingkungan hidupnya, sehingga planet bumi
dengan segala kekayaan yang diamanatkan kepada manusia, agar
dapat tetap menjadi tempat kediaman yang nyaman dan
menyenangkan, juga menjadi sumber penghidupan bagi
kesejahteraan umat manusia dari satu generasi ke generasi
selanjutnya. Allah telah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 36
18
Sarlito Wirawan Sarwono,
Psikologi Lingkungan,
Grafindo, Jakarta, 1995, hlm.10
19
Otto Soemarwoto,
Indonesia dalam Kancah isu Lingkungan global,
PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 1992, hlm. 2
51
Artinya: “
Dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi dan
kesenangan hidup sampai waktu yang di tentukan.”
20
Bahwa hubungan antara manusia dengan lingkungannya
adalah sangat erat sekali, karena setiap makhluk hidup akan sangat
dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya, sebaliknya, makhluk hidup
itu sendiri juga akan mempengaruhi lingkungannya.
C. Pemeliharaan Dan Pemanfaa
tan Lingkungan Hidup Dalam
Islam
Masalah lingkungan hidup adalah masalah global dunia.
Musibah pencemaran udara dan air bukan hanya akan menimpa
satu bangsa atau negara, tetapi juga akan menimpa negara
tetangga sekitar. Pencemaran di kota lambat laun juga akan sampai
ke desa. Hujan asam akan menyebar melampaui batas-batas
negara. Kebakaran hutan di pedalaman Kalimantan nyatanya juga
mengganggu jalur laut dan udara, bahkan darat, yang pada
akhirnya juga mengganggu tetangga sekitar. Polusi udara di kota
memaksa orang membangun villa di daerah dataran tinggi, yang
pada gilirannya akan merusak sumber mata air di pegunungan dan
kembali lagi mengganggu banyak orang, namun anehnya, begitu
lingkungan hidup itu ditarik ke permukaan, laju tingkat pencemaran
udara dan air bukannya berkurang, melainkan malah bertambah-
tambah. Kebakaran hutan semakin merajalela, penggunaan bahan
bakar terus meningkat cepat berbarengan dengan laju
bertambahnya jumlah kendaraan bermotor serta mesin-mesin
industri, dan tingkat panas bumi pun semakin naik saja. Peresmian
20
Depag R.I, Qur’an dan Terjemah
an, Surat Al Baqarah ayat 36,
op.cit,
, hlm. 14
52
zona industri baru di berbagai kota terus bertambah luas, bukan
bertambah surut.
21
Jika kita membaca kitab suci
Al Qur'an dengan teliti,
Menurut Amin Abdullah, kita akan mempunyai pandangan dasar
yang sangat mencolok bahwa ternyata Al Qur'an tidak semata-mata
berbicara tentang hal-hal yang bersifat
metafisis–eskatologis,
tetapi
dia juga berbicara panjang lebar tentang alam semesta yang dihuni
oleh manusia serta makhluk-ma
khluk lainnya sekarang ini.
22
Al Qur'an merupakan
hudan li al-nas
(petunjuk bagi
manusia), bukan
hudan li Allah
(petunjuk bagi Allah). Sudah barang
tentu, bukan hanya petunjuk dalam arti metafisis–eskatologis,
melainkan juga menyangkut masalah-masalah praktis kehidupan
manusia di alam dunia sekarang ini, termasuk didalamnya patokan
dasar tentang bagaimana manusia menyantuni alam semesta dan
lingkungan sekitarnya.
Beberapa ayat Al Qur'an yang berkaitan dengan
pelestarian lingkungan hidup.
Artinya
: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda
bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang
21
Otto Soemarwoto,
Indonesia Dalam Kancah Isu Lingkungan Global
, Gramedia,
Jakarta, 1991, hlm. 1
22
Untuk Hal ini dapat dilihat dalam Fazlur Rahman,
Tema-Tema Pokok Al Qur’an
, terj.
Anas Mahyudin, Pustaka, Bandung, 1983, hlm. 95-116
53
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya) mereka berkata, “Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-
sia. Maha suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa
api neraka...”
(Ali Imran : 190-191).
Pengertian yang terkandung dalam
ilmu ekologi
, memang
tidak ada makhluk yang sia-sia diciptakan oleh. Khaliknya.
Kehidupan makhluk di muka bumi, baik tumbuh-tumbuhan,
binatang, maupun manusia, saling terkait dalam satu keutuhan
lingkungan hidup. Apabila terjadi gangguan terhadap lingkungan
hidup itu secara keseluruhan.
Hutan yang ada jauh di hulu sungai, apabila dibabat habis
secara sewenang-wenang, akan menimbulkan akibat berupa
hilangnya kesuburan tanah di gunung itu, dan mengakibatkan pula
banjir bandang di musim hujan dan kekurangan air di musim
kemarau, yang selanjutnya mengganggu kehidupan padi di sawah-
sawah dan akhirnya menimbulkan paceklik bagi manusia dan
binatang yang hidup di dalam aliran sungai itu, dengan demikian
semua makhluk yang hidup disi
tu mempunyai satu ikatan
kehidupan.
Al Qur’an juga dengan tegas melarang perusakan di bumi
dan supaya manusia menjaga keseimbangan alam.
Artinya
: “ Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah
kamu melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu
54
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan
(Al
Qhashash 77).
Al Qur'an menjelaskan, Tuhan menciptakan segala
sesuatu tidak sia-sia dan melarang manusia untuk berbuat
kerusakan di bumi, hal ini mengandung makna keseimbangan.
Keseimbangan yang diciptakan Allah SWT dalam suatu lingkungan
hidup akan terus berlangsung, dan baru akan terganggu apabila
terjadi suatu keadaan luar biasa. Keadaan luar biasa itu terjadi
dalam bentuk bencana alam. Bencana alam itu ada yang di luar
penguasaan manusia, seperti gempa tektonik, gempa yang
disebabkan terjadinya pergeseran kerak bumi. Al Qur'an dalam
surat Ar Ruum ayat 41 telah menjelaskan, kebanyakan bencana
alam di planet ini disebabkan oleh ulah manusia yang tidak
bertanggung jawab (lihat bab I hlm. 3).
Masih banyak lagi ayat Al Qur'an yang menerangkan
lingkungan hidup.
Ayat-ayat tersebut di atas, barangkali memang belum
begitu gamblang artinya pada saat itu diturunkan 14 abad yang lalu.
Akan tetapi, ayat-ayat tersebut ternyata sangat relevan untuk saat
ini, ketika orang sedang kebingungan mencari cara bagaimana
menanggulangi masalah pencemaran lingkungan hidup yang kian
hari dirasakan semakin bertambah-tambah.
Amanat yang diberikan kepada manusia sebagai khalifah
di bumi hendaknya diwujudkan sedalam tindakan memelihara,
mengelola, mengembangkan dan memanfaatkan kekayaan alam
dengan sebaik-baiknya.
23
Dorongan kepada manusia untuk pemeliharaan
lingkungan hidup terdapat dalam perintah Allah yang telah
23
Yusuf Al Qaradhawi,
Islam Agama Ramah Lingkungan,
Pustaka al Kautsar, Jakarta,
2001,hlm.81
55
menyerukan firman dalam Al Qur’an surat Al Qashash ayat 77 yang
isi perintahnya untuk mengelola sumber alam (lihat hlm 50). Yang di
maksud sumber alam di sini adalah sumber alam yang dapat
meperbaharui sendiri atau dapat di perbaharui misalnya, udara, air,
tanah, dan tumbuh-tumbuhan. Sumber-sumber alam ini merupakan
unsur penting yang sangat menunjang kehidupan manusia dalam
suatu lingkungan hidup. dalam tindakan pengelolaan ini bisa
diaktualisasikan dengan mengadakan penghijauan, reboisasi, irigasi
dan sebagainya.
24
Allah juga berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 195
yang berbunyi
Artinya:
“Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berbuat baik.
25
Sisi lain juga dalam pemanfaatan sumber alam manusia
haruslah dengan bijak dalam menggunakannya. Hendaknya
manusia tidak melakukan pemborosan dalam memanfaatkan
kekayaan sumber alam terutama yang tidak dapat diperbaharui lagi
di larang melakukan pemborosan, sebagaimana firman allah dalam
surat Al Imran ayat 26-27.
24
Ahmad Syadilli,
op.cit,
hlm. 189
25
Depag R.I, Qur’an dan Terjemahan, Surat Al Baqarah ayat 195,
op.cit,
hlm. 47
56
Artinya:
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu)
secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu
adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu sangat
ingkar kepada Allah”.
26
Pemanfaatan sumber alam ini juga ditugaskan oleh Nabi
Muhamad SAW yang memberikan keleluasaan kepada umatnya
untuk mengurusi duniawi mereka menurut akal yang telah
dikaruniakan oleh Allah serta hasil percobaan dan perjalanan yang
dicapai memperoleh hasil yang lebih baik , sebagaimana yang
digariskan oleh Islam. Hal ini sesuai dengan hadits yang
diriwayatkan oleh muslim bahwa,
شيئٍ
كﹸلَّ
علﹶى
اﹾلاِحسانﹶ
كﹶتب
اﷲَ
اِنَّ
Artinya
“Sesungguhnya allah mewajibkan kelakuan baik terhadap
segala sesuatu”
27
( H.R Muslim dan Syadad bin aus)
Manusia hendaknya dapat mengendalikan dirinya untuk
tidak membuat kerusakan di bumi baik terhadap sumber alam
maupun lingkungan hidup. Allah berfirman dalam surat Al A’raf ayat
56
26
Depag R.I, Qur’an dan Terjemahan, Surat Al Imran ayat 26-27,
op.cit,
hlm. 230
27
Di Riwayatkan oleh Muslim dan Syadad bin Aus, ini termasuk empat puluh hadits
nabawiyah
57
Artinya:
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi
setelah Allah memperbaikinya.”
Manusia dalam garis besarnya ditegaskan untuk
memanfaatkan dan menggunakan sumber alam agar diusahakan
jangan sampai menimbulkan kerusakan dan mencemarkan
lingkungan hidup.
Uraian pemeliharaan dan pelestarian lingkungan dalam
Islam tersebut di atas, perlu di cermati bahwa kerusakan-kerusakan
yang timbul akibat ulah manusia perlu penanganan yang serius.
Penanganan kasus tersebut, yang harus dilakukan adalah perlunya
dikembangkan penanganan yang rasional dan spiritualitas
religius.
28
Penanganan ekologi yang Islami ini adalah untuk
menangani arus permasalahan lingkungan yang global bahwa
dalam mengatasi dan mengantisipasi pencemaran dan kerusakan
lingkungan global tidak cukup dengan penanganan teori ekologi
saja, melainkan perlu didekati dengan teknologi, ekologi Islam dan
spiritualitas yang religius
. Tindakan tersebut hendaknya dilakukan
secara bersamaan, dengan demikian konsep ekologi Islam
merupakan salah satu tawaran antisipasi dari pemeliharaan dan
pelestarian lingkungan hidup.

 

Silahkan login untuk meninggalkan balasan.

Pesan

Notifikasi